Cuanlo.site – Jenis investasi apa yang dapat mengalahkan inflasi dan menghasilkan keuntungan? Tentu sangat penting untuk kamu ketahui bahwa seiring bertambahnya usia, kebutuhan hidup seseorang cenderung meningkat. Namun, ketika usianya di bawah 30 tahun, banyak yang merasa gaji atau tabungannya cukup untuk memenuhi kebutuhan masa depannya.

Padahal, meski kebutuhan saat ini tetap sama, harga bisa saja terus naik seiring berjalannya waktu. Perkembangan teknologi yang pesat dan tren terkini seringkali membuat kita lebih memilih mengeluarkan uang dibandingkan menyimpannya untuk kebutuhan masa depan.

Namun, saat ini banyak cara untuk mengelola keuangan, tidak hanya dengan menabung di bank atau di rumah, tapi juga dengan berinvestasi. Namun, sangat penting untuk memiliki tabungan, asuransi, dan dana darurat sebelum mulai berinvestasi. Jika kamu ingin mengetahui daftar investasi yang mengalahkan inflasi, kamu bisa membaca artikel di bawah ini.

Jenis investasi yang mengalahkan inflasi

Bagi setiap orang yang memiliki pendapatan, menabung adalah salah satu cara paling efektif untuk mempersiapkan kebebasan finansial di masa depan. Dengan menabung, seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidup secara berkecukupan, bahkan berlebihan.

Namun, sebagian masyarakat hanya fokus menyiapkan uang untuk kebutuhan masa depan tanpa mempertimbangkan faktor inflasi yang terus terjadi setiap tahunnya. Di bawah ini kami akan merekomendasikan jenis-jenis investasi yang mampu mengatasi inflasi, yaitu sebagai berikut:

1. Deposito

Deposito

Deposito berjangka merupakan pilihan investasi yang solid untuk melawan inflasi namun tetap memberikan keuntungan yang stabil. Dengan strategi yang tepat, seperti memilih periode pendek saat inflasi tinggi dan menggunakan fitur automatic rollover, kita dapat memaksimalkan potensi pengembalian simpanan kita.

Dalam jangka panjang, kombinasi strategi ini dapat membantu melindungi nilai kekayaan kita dari dampak inflasi sekaligus memberikan dividen yang signifikan. Ketika inflasi tinggi, maka suku bunga acuan cenderung meningkat sebagai langkah kebijakan moneter untuk menurunkan tingkat inflasi.

Dalam keadaan seperti itu, memilih deposito dengan jangka waktu pendek, misalnya satu hingga tiga bulan, bisa menjadi strategi yang lebih menguntungkan. Dalam jangka pendek, kami memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan investasi jika suku bunga terus meningkat.

2. Emas

emas

Emas mempunyai sifat unik sehingga sangat cocok untuk lindung nilai. Ketika inflasi meningkat, daya beli mata uang cenderung menurun. Namun, emas cenderung mempertahankan nilainya bahkan ketika mata uang kehilangan nilainya. Oleh karena itu, banyak investor menggunakan emas untuk melindungi kekayaannya dari erosi nilainya akibat inflasi.

Pada masa ketidakpastian ekonomi, seperti krisis keuangan atau gejolak geopolitik, harga emas seringkali mengalami kenaikan yang signifikan. Pasalnya, emas dianggap sebagai aset “safe haven”, artinya investor merasa lebih aman menyimpan kekayaannya di emas dibandingkan aset lainnya. Seperti saham atau obligasi yang mungkin lebih rentan terhadap fluktuasi pasar.

3. Obligasi

Asosiasi

Obligasi seringkali menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan suku bunga deposito. Oleh karena itu, menarik bagi investor yang mencari alternatif investasi dengan risiko moderat. Return ini bisa lebih menguntungkan, apalagi jika suku bunga acuannya rendah. Sebab selisih suku bunga deposito dan kupon obligasi besar.

Salah satu keunggulan utama obligasi adalah kemampuannya melawan inflasi. Dengan imbal hasil yang lebih tinggi dari tingkat inflasi, investor dapat mempertahankan daya belinya. Hal ini sangat penting, mengingat inflasi dapat menurunkan nilai riil uang yang disimpan dalam sarana investasi yang memberikan keuntungan lebih rendah.

4. Reksa dana

Reksa dana

Jenis investasi lain yang mengalahkan inflasi adalah reksa dana. Berdasarkan data historis, reksa dana memiliki potensi pertumbuhan yang mengesankan, yaitu antara 7% hingga 8% setiap tahunnya. Artinya, dengan berinvestasi di reksa dana, kamu berpeluang mengalahkan laju inflasi yang rata-rata 2-3% per tahun di Indonesia.

Salah satu jenis reksa dana yang sangat populer adalah reksa dana pasar uang. Meski potensi keuntungannya lebih kecil dibandingkan saham atau reksa dana hybrid, sekitar 4,5% hingga 5,5% per tahun, reksa dana pasar uang menawarkan stabilitas dan risiko yang lebih rendah.

Keunggulan ini terbukti terutama pada saat krisis. Seperti yang terjadi pada masa pandemi COVID-19, banyak sarana investasi mengalami penurunan yang signifikan. Reksa dana pasar uang sebenarnya mampu bertahan dan terus mengalami pertumbuhan positif. Hal ini menjadikannya pilihan bijak bagi investor yang menginginkan keamanan serta imbal hasil yang lebih baik dibandingkan deposito atau tabungan biasa.

5. Saham

Membagikan

Dalam jangka panjang, saham dikenal sebagai alat investasi paling efektif untuk melawan inflasi. Pasalnya, saham merupakan kepemilikan suatu perusahaan yang berpotensi untuk berkembang dan menghasilkan keuntungan. Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka nilai sahamnya pun cenderung meningkat sehingga memberikan dividen bagi pemegang sahamnya.

Namun perlu diingat bahwa investasi saham memiliki tingkat risiko yang tinggi. Tingkat volatilitas harga saham bisa sangat tinggi dalam jangka pendek. Sehingga diperlukan strategi dan pengetahuan yang baik untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan.

Agar kita dapat mengembangkan aset sesuai harapan, pemilihan persediaan harus dilakukan dengan cermat. Tidak semua saham memiliki potensi yang sama sehingga diperlukan analisa mendalam untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Salah satu strategi yang terbukti efektif adalah analisis fundamental.

6. Real estat

Real estat

Real estate atau properti merupakan salah satu jenis investasi yang paling efektif dalam melawan inflasi. Nilai real estate cenderung meningkat seiring berjalannya waktu, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan permintaan pasar. Harga real estate biasanya naik seiring berjalannya waktu, terutama jika berlokasi di kawasan berkembang.

Kenaikan harga ini bisa melebihi tingkat inflasi, sehingga mempertahankan bahkan meningkatkan nilai investasi kamu. Selain kenaikan harga, tuan tanah juga bisa mendapatkan penghasilan pasif melalui sewa. Pendapatan dari sewa ini dapat disesuaikan dengan inflasi, sehingga memberikan perlindungan tambahan terhadap penurunan daya beli.

Berinvestasi di real estat memberikan diversifikasi portofolio yang baik. Ketika pasar saham mengalami volatilitas, nilai real estate cenderung lebih stabil dan dapat mengimbangi risikonya.

7. Barang

komoditi

Komoditas seperti emas, perak, minyak, dan bahan mentah lainnya dikenal sebagai aset tahan inflasi. Ketika inflasi meningkat maka harga komoditas cenderung naik, karena komoditas mempunyai nilai intrinsik yang tidak terpengaruh oleh depresiasi mata uang.

Emas termasuk dalam kategori komoditas, namun kali ini kita akan membahas komoditas lain selain emas. Salah satu contoh terbaru yang relevan adalah komoditas gas. Saat ini, harga gas sedang mencapai puncaknya secara global.

Kenaikan harga yang signifikan ini terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan harga minyak lebih tinggi. Minyak merupakan komponen penting di berbagai sektor, sehingga kenaikan harga berdampak pada rantai pasokan global. Dampaknya terlihat dari kebutuhan konsumen sehari-hari industri penerbangan. Saat inflasi terjadi, salah satu komoditas selain emas yang menunjukkan kinerja kuat adalah minyak.

Sekian penjelasannya, semoga ulasan pada artikel ini bermanfaat!

Write A Comment