Cuanlo.site – Saat mengajukan pinjaman, kamu harus mengetahui terlebih dahulu berapa besar bunga pinjaman yang akan dikenakan. Sangat penting bagi peminjam untuk memahami cara menghitung bunga pinjaman. Mengetahui cara menghitung bunga pinjaman akan memudahkan kamu mengelola uang pinjaman.

Memahami suku bunga pinjaman akan memudahkan kamu mengatur pembayaran tepat waktu. Oleh karena itu, pastikan kamu mengetahui cara menghitung bunga pinjaman, mulai dari jangka waktu hingga dendanya, agar proses peminjaman berjalan lancar dan sesuai rencana.

Dengan mengetahui cara perhitungan bunga, tentunya kamu juga bisa memperkirakan apakah jumlah pinjaman yang akan diambil dapat dilunasi setiap bulannya dalam jangka waktu tertentu. Lalu bagaimana cara menghitung bunga pinjaman? Dibawah ini adalah penjelasannya.

Jenis suku bunga

Jenis suku bunga

Sebelum mempelajari cara menghitung bunga pinjaman, penting untuk memahami berbagai jenis suku bunga. Berdasarkan informasi dari situs resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berikut lima jenis suku bunga yang perlu kamu ketahui:

1. Suku bunga tetap (fixed)

Suku bunga tetap adalah jenis suku bunga yang bersifat tetap dan tidak berubah dalam jangka waktu tertentu atau sampai dengan tanggal jatuh tempo. Contohnya adalah bunga KPR untuk perumahan bersubsidi atau perumahan terjangkau.

2. Suku bunga variabel

Suku bunga variabel selalu mengikuti perubahan suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar naik, maka suku bunga tersebut juga naik, dan sebaliknya. Contohnya adalah tingkat bunga hipotek untuk jangka waktu tertentu.

3. Suku bunga efektif

Suku bunga efektif dihitung berdasarkan sisa pokok pinjaman setiap bulannya. Semakin kecil pokok pinjaman, semakin kecil pula jumlah bunga yang harus dibayarkan.

4. Suku bunga tahunan

APR dirancang sedemikian rupa sehingga total pembayaran bulanan, yang terdiri dari pembayaran pokok dan bunga, tetap sama selama umur kredit. Pada awal periode, porsi bunganya lebih besar dibandingkan anuitas aslinya.

5. Suku bunga tetap

Suku bunga tetap dihitung berdasarkan pokok pinjaman awal setiap periode angsuran. Menghitung bunga relatif sederhana dan biasanya digunakan untuk kredit jangka pendek seperti pembelian barang konsumsi, seperti sepeda motor, telepon mobile, atau peralatan rumah tangga.

Cara menghitung bunga pinjaman

Cara menghitung bunga pinjaman

Di dunia perbankan Indonesia, ada sejumlah metode yang umum digunakan untuk menghitung bunga pinjaman. Memahami cara menghitung bunga sangat penting bagi nasabah agar dapat menentukan besaran angsuran yang harus dibayar setiap bulannya dan total biaya pinjaman secara keseluruhan. Berikut tiga cara yang umum digunakan untuk menghitung bunga pinjaman beserta penjelasannya.

1. Rumus bunga tetap

Rumus ini biasa digunakan untuk berbagai jenis pinjaman seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Smartphone, Kredit Mobil, Kredit Laptop, dan Kredit Pay Later.

Cara perhitungannya sangat mudah. Besarnya bunga dan angsuran setiap jangka waktu pelunasan tergantung pada jumlah pinjaman awal dan bunga dihitung secara tetap. Berikut rumus bunga tetap:

Rumusnya: (Pokok pinjaman x suku bunga x total jangka waktu kredit) ± jangka waktu kredit

Misalnya saja kamu ingin membeli smartphone seharga Rp 60.000.000 dengan tingkat bunga 10% per tahun. Jika jangka waktu pinjaman 12 bulan maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

  • Pokok pinjaman setiap bulan = Rp 60.000.000 12 bulan = Rp 5.000.000
  • Besarnya bunga setiap tahunnya = Rp 60.000.000 x 10% = Rp 6.000.000. Jadi bunga bulanannya adalah Rp 6.000.000 12 bulan = Rp 500.000
  • Total cicilan per bulan = Pokok pinjaman per bulan + Bunga per bulan = Rp5.000.000 + Rp500.000 = Rp5.500.000

Jadi besarnya cicilan yang harus dibayarkan setiap bulannya adalah Rp 5.000.000 selama 12 bulan.

2. Rumus bunga efektif

Rumus bunga efektif membantu kamu mengelola pembayaran dengan cara yang semakin ringan setiap bulannya. Pada metode ini, pokok pinjaman yang dibayarkan tetap konstan hingga akhir jangka waktu pinjaman, sedangkan beban bunga yang harus dibayar akan berkurang seiring berjalannya waktu.

Biasanya rumus bunga efektif diterapkan pada pinjaman jangka panjang seperti investasi atau kredit kepemilikan rumah (KPR). Berikut rumusnya:

Bunga bulanan = sisa pokok pinjaman bulan sebelumnya x suku bunga tahunan x (30 hari: 360 hari)

Misalnya kamu mengajukan KPR Rp 300 juta dengan tingkat bunga tahunan 10% dan jangka waktu 12 bulan, hitung dulu besaran pokok per bulannya:

Pokok pinjaman per bulan = (Rp 300.000.000 : 12) = Rp 25.000.000

Selanjutnya, hitung pembayaran bulanan berdasarkan sisa pokok pinjaman dan bunga yang dikenakan:

Angsuran bulan pertama

  • Biaya bunga per bulan : (Rp 300.000.000 – (1-1) x Rp 25.000.000) x (10% : 12) = Rp 2.500.000
  • Besaran cicilan bulan pertama : Rp 25.000.000 + Rp 2.500.000 = Rp 27.500.000

Angsuran bulan kedua

  • Biaya bunga per bulan : (Rp 300.000.000 – (2-1) x Rp 25.000.000) x (10% : 12) = Rp 2.291.666,67
  • Besaran cicilan bulan kedua: Rp 25.000.000 + Rp 2.291.666,67 = Rp 27.291.666.67

Angsuran selama 12 bulan

  • Biaya bunga per bulan : (Rp 300.000.000 – (12-1) x Rp 25.000.000) x (10% : 12) = Rp 208.333,33
  • Total cicilan bulan ke-12 : Rp 25.000.000 + Rp 208.333,33 = Rp 25.208.333,33

3. Rumus bunga tahunan

Perhitungan anuitas adalah metode yang digunakan untuk menghitung pembayaran bulanan tetap atas suatu pinjaman, karena saldo pokok terus berkurang. Sederhananya, kamu akan membayar cicilan dengan jumlah yang sama setiap bulan selama jangka waktu pinjaman.

Namun jika dilihat lebih detail, sebenarnya besaran bunga yang dibayarkan setiap bulannya akan berkurang. Hal ini karena anuitas menghitung bunga berdasarkan sisa jumlah pokok, bukan jumlah pokok semula. Oleh karena itu, sistem anuitas sering kali dianggap sebagai cara yang lebih adil dalam menghitung bunga pinjaman. Rumus perhitungan bunga tahunan adalah sebagai berikut:

Rumus bunga tahunan:

Sisa pokok pinjaman bulan sebelumnya x suku bunga tahunan x (30 hari / 360 hari)

Contoh: Jika kamu ingin meminjam Rp 60.000.000 dengan bunga 15% per tahun, berikut rincian cicilan bunganya:

  • Pokok pinjaman per bulan = Rp 60.000.000 12 bulan = Rp 5.000.000
  • Besaran bunga per tahun = Rp 60.000.000 x 15% = Rp 9.000.000
  • Jumlah bunga per bulan = Rp 9.000.000 12 bulan = Rp 750.000
  • Total cicilan per bulan = Pokok pinjaman per bulan + Bunga bulanan = Rp 5.000.000 + Rp 750.000 = Rp 5.750.000
  • Jadi cicilan bulanan yang harus dibayarkan adalah Rp 5.750.000.

Ketiga cara praktis di atas digunakan untuk menghitung bunga pinjaman yang mudah diterapkan. Dengan pemahaman tersebut, kamu bisa memperkirakan besarnya cicilan bulanan yang harus dibayarkan.

Perhitungan anuitas ini dapat dimasukkan dalam rencana keuangan kamu. Dengan demikian, kamu akan lebih leluasa menentukan sumber pendapatan mana yang akan dialokasikan untuk melunasi utang, misalnya dari pendapatan pasif.

Kabar baiknya adalah kamu dapat menemukan penghasilan pasif melalui banyak aplikasi yang dapat ditemukan di situs ini. Dengan mengaksesnya, kamu bisa berinvestasi pada instrumen seperti emas, saham, atau reksa dana, semuanya dalam satu aplikasi. Tentu saja hal ini dapat membantu kamu mencapai tujuan keuangan kamu.

Kata terakhir

Masing-masing metode perhitungan bunga pinjaman di atas mempunyai kelebihan dan kekurangan yang sesuai dengan kebutuhan peminjam. Bunga tetap cocok bagi kamu yang menginginkan cicilan sederhana dan tetap. Bunga sebenarnya lebih adil dalam menghitung beban bunga karena melacak sisa saldo pinjaman.

Sedangkan anuitas menawarkan angsuran tetap dengan bunga dan pokok yang bervariasi sehingga memudahkan pengaturan dalam perencanaan keuangan. Memahami cara menghitung bunga pinjaman sangat penting untuk mengambil keputusan keuangan yang tepat, terutama mengenai besaran pinjaman dan jangka waktu yang diinginkan.

Write A Comment